Subscribe:

Ads 468x60px

Pages

Minggu, 15 Juli 2012

☆ ´¨`*•.¸☼♥•kesalahan suami•.¸♥¸.•*`*• ☼☆

•*• ☼.[~Tak hanya wanita yang harus bercermin~] ☆•☆

 Dalam sebagian konflik rumah tangga, terkadang ISTRI-lah yang sering merasa bersalah. Hal ini dikarenakan fitrah wanita yang lebih mendahulukan perasaannya yang lembut. Sehingga mungkin kesalahan itu berasal dari suami namun sang istri yang capek-capek berkaca (introspeksi diri).

Dengan demikian mana mungkin konflik akan selesai sedangkan sumber masalahnya tidak mau untuk menyatakan bahwa dirinya keliru.

Keluarga yang diidam-idamkan oleh setiap pasangan suami istri adalah keluarga yang bahagia dunia hingga akhirat, bersatu padu dan bahu-membahu untuk melewati masa di dunia yang hanya sebentar ini, mengalahkan hawa nafsu dan melakukan ketaatan-ketaatan kepada-Nya.

Di bawah ini akan dikemukakan 10 gambaran ringkas tentang kesalahan-kesalahan penting yang banyak dilakukan para SUAMI, yaitu :

 01. TIDAK MENGAJARKAN AGAMA & HUKUM SYARI'AT KEPADA ISTRI.

Disini, kita akan dapati banyak para istri yang tidak mengetahui bagaimana cara sholat yang benar, bagaimana hukum haidh dan nifas, bagaimana berperilaku terhadap suami secara syar'i, bagaimana mendidik anak secara Islam. Bahkan terkadang ada diantara para istri yang terjerumus ke dalam berbagai jenis kesyirikan.

Akan tetapi sayang, yang menjadi perhatian besar bagi sang istri adalah bagaimana cara memasak dan menghidangkan makanan tertentu, bagaimana cara berdandan yang cantik dan sebagainya.

Tidak lain karena memang suami yang sering menuntut hal itu dari sang istri. Sedangkan masalah agamanya, tentang ibadahnya, tidak pernah ditanyakan oleh suami.

Tidak ragu lagi, ini adalah pengabaian suami terhadap kewajibannya memelihara keluarga dari api neraka.

Padahal Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah berfirman, yang artinya : "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan KELUARGA-mu dari API NERAKA" (QS. At-Tahrim : 6)

Maka hendaknya suami tidak mengabaikan hal ini, karena mereka akan dimintai pertanggung-jawaban atasnya. Dan hendaknya suami benar-benar berusaha mengajarkan agama kepada istrinya, baik dia lakukan sendiri atau dengan perantaraan-perantaraan yang lain.

Dan diantara cara yang bisa ditempuh untuk mengajarkan agama kepada istri, misalnya :

@. Menghadiahkan buku-buku tentang Islam dan hukum-hukumnya, kemudian mempelajarinya dan mendiskusikannya bersama istri. Bisa juga memintanya untuk meringkas isi buku tersebut.
@. Menghadiahkan kaset-kaset ceramah dan meminta istri untuk meringkaskannya.
@. Mengajaknya menghadiri pengajian-pengajian yang disampaikan oleh orang yang berilmu.
@. Mengenalkannya kepada wanita-wanita sholihah, sehingga dia bisa bersahabat dan mengambil manfaat dari mereka.
@. Membangun perpustakaan yang berisi buku-buku islam dirumah.
@. Memberikan hadiah khusus kepadanya jika mampu menghafal sebagian dari Al-Qur'an atau hadits.
@. Mendorongnya mendengarkan radio-radio islam dan sarana-sarana lain yang masih banyak.

02. MENCARI-CARI KEKURANGAN & KESALAHAN ISTRI.

Dalam suatu hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam melarang laki-laki yang bepergian dalam waktu yang lama, pulang menemui keluarganya di waktu malam. Hal itu karena dikhawatirkan laki-laki tersebut akan mendapati berbagai kekurangan dan cela istrinya. Dan barangsiapa mencari-cari aib saudara sesama muslim, Allah akan mencari-cari aibnya. Barangsiapa dicari aibnya oleh Allah, niscaya Allah akan membongkarnya walaupun dia berada di ruang tersembunyi dalam rumahnya.

Bahkan hendaknya seorang suami bersabar dan menahan diri dari kekurangan yang ada pada istrinya, juga ketika istri tidak melaksanakan kewajibannya dangan benar.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, yang artinya : "Bersikap baiklah kepada para istri. Karena mereka tercipta dari tulang rusuk. Dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian atas. Jika kamu hendak meluruskannya niscaya kamu akan mematahkannya. Dan jika kamu biarkan maka dia akan tetap bengkok. Maka bersikap baiklah kepada para istri" (HR. Muttafaqun'alaih)

Hadits ini memiliki pelajaran yang sangat agung, diantaranya : "Meluruskan bengkoknya istri harus dengan lembut sehingga tidak mematahkannya, namun juga tidak dibiarkan saya karena jika dibiarkan dia tetap bengkok. Apalagi jika bengkoknya itu bisa menjalar menjadi kemaksiatan atau kemungkaran"

Dan ingatlah sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, yang artinya : "Janganlah seorang suami yang beriman membenci istrinya yang beriman. Jika dia tidak menyukai satu akhlak darinya, dia pasti meridhai akhlak lain darinya" (HR. Muslim)
  
03. PEMBERIAN HUKUMAN YANG TIDAK SESUAI DENGAN KESALAHAN ISTRI.

Ini termasuk bentuk kedzholiman terhadap istri. Diantara bentuk hukuman yang dzholim itu :

- Menggunakan pukulan di tahap awal pemberian hukuman. Padahal Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, yang artinya : "Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuz-nya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka dan pukullah mereka" (QS. An-Nisa' : 34)

Maka tahapan yang benar adalah nasihat terlebih dahulu, kemudian pisah di tempat tidur, kemudian baru dengan pukulan yang bukan untuk menyakiti.

- Mengusir istri dari rumahnya tanpa ada pembenaran secara syar'i. llah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, yang artinya : "Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) ke luar kecuali mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang" (QS. Ath-Thalaq : 1)

- Memukul wajah, mencela dan menghina. Ada seseorang yang datang bertanya kepada Rasulullah, apa hak istri atas suaminya? Beliau menjawab, yang artinya : "Dia (suami) memberinya makan jika dia makan, memberinya pakaian jika dia berpakaian, tidak memukul wajah, tidak menjelek-jelekkan dan tidak menghajr (boikot) kecuali di dalam rumah" (HR. Ibnu Majah, dishahihkan oleh Al-Albani)
  
04. PELIT DALAM MENAFKAHI ISTRI.

Sesungguhnya kewajiban suami memberi nafkah kepada istri telah ditetapkan dalam Al-Qur'an, hadits dan juga ijma'.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, yang artinya : "Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf" (QS. Al-Baqarah : 233)

Istri berhak mendapat nafkah, karena dia telah membolehkan suaminya bersenang-senang dengannya, dia telah menaati suaminya, tinggal dirumahnya, mengatur rumahnya, mengasuh dan mendidik anak-anaknya.

Dan jika seorang istri mendapatkan suami yang pelit, bakhil, tidak memberi nafkah kepadanya tanpa ada pembenaran syar'i, maka dia boleh mengambil harta suami untuk mencukupi kebutuhannya secara ma'ruf (tidak berlebihan), meski tanpa sepengetahuan suami.

Dan bagi suami, hendaknya memperhatikan sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, yang artinya : "Jika seorang muslim mengeluarkan nafkah untuk keluarganya, sedangkan dia mengharapkan pahalanya, maka nafkah itu adalah sedekah baginya" (HR. Muttafaq'alaih)
 
05. SIKAP KERAS, KASAR DAN TIDAK LEMBUT TERHADAP ISTRI.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, yang artinya : "Orang mukmin yang paling sempurna IMAN-nya adalah yang paling baik AKHLAK-nya dan sebaik-baik kamu ialah yang paling baik kepada ISTERI-nya" (HR. Tirmidzi)

"Orang yang paling baik di antara kalian adalah orang yang paling baik kepada keluarganya dan aku adalah orang yang paling baik diantara kalian kepada keluargaku" (HR. Imam Tirmidzi, diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Ibnu Hibban serta dishahihkan oleh Al-Albani)

"Tidaklah memuliakan perempuan kecuali orang yang mulia, dan tidaklah menghinakan perempuan kecuali orang yang hina" (HR. Ibnu Asakir)

Maka hendaknya seorang suami berakhlak bagus terhadap istrinya, dengan bersikap lembut dan menjauhi sikap kasar. Diantara bentuk sikap lembut seorang suami kepada istri seperti membahagiakan istri dengan canda-canda yang dibolehkan, berlomba dengan istrinya, menyuapi makanan untuk istrinya, memanggilnya dengan panggilan-panggilan mesra dan lain sebagainya.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam biasa memanggil Aisyah dengan beberapa nama panggilan yang disukainya seperti Humaira (pipi merah delima)

Aisyah radhiyallahu 'anha menuturkan : "Pada suatu hari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam berkata kepadanya, Wahai Aisy (salah satu panggilan kesayangan kepada 'Aisyah radhiyallahu 'anha ), Malaikat Jibril 'alaihissalam tadi menyampaikan salam buatmu" (HR. Muttafaq'alaih)
 
06. KESOMBIONGAN SUAMI MEMBANTU ISTRI DALAM URUSAN RUMAH.

Ini adalah satu kesalahan yang mungkin banyak menjangkiti suami yang telah menyadari bahwa dirinya adalah pemimpin dalam keluarga, yang harus ditaati. Bahkan ada di antara mereka yang menganggapnya sebagai bentuk kejantanan, sedangkan membantu pekerjaan rumah adalah suatu hal yang merusak kelaki-lakiannya.

Padahal, laki-laki yang paling utama, yakniRasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak segan-segan membantu pekerjaan istrinya. Ketika 'Aisyah ditanya tentang apa yang dilakukan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dirumahnya, Beliau menjawab, yang artinya "

"Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam membantu pekerjaan istrinya. Dan jika datang waktu sholat, maka Beliau pun keluar untuk sholat" (HR. Bukhari)

07. MENYEBARKAN RAHASIA DAN AIB ISTRI.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah bersabda, yang artinya : "Sesungguhnya di antara orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah seseorang yang menggauli istrinya dan istrinya menggaulinya, kemudian dia menyebarkan rahasia-rahasia istrinya" (HR. Muslim)

Imam Nawawi rahimahullah berkata menjelaskan hadits ini : "Dalam hadits ini, diharamkan seorang suami menyebarkan apa yang terjadi antara dia dengan istrinya dari perkara jima'. Juga diharamkan menyebutkan perinciannya, serta apa yang terjadi pada istrinya baik berupa perkataan maupun perbuatan dan yang lain"

    

0 komentar:

Posting Komentar