Hati siapa yang tak hancur, ketika seorang yang dicintainya tak lagi
mampu untuk melangkahkan kakinya. Hanya bisa terbaring dengan rasa
lelah yang luar biasa. Andai aku punya kuasa untuk mengembalikan waktu
takkan terjadi hal demikian. Dia kan tetap melangkah dengan
riang,semangatnya tetap membara mengiringi masa penghabisannya. Andai
aku punya daya ingin kuminta mereka kembalikan kekuatannya,
agar dia tetap mampu berjalan mengitari waktu
hingga waktunya berhenti. Tiada yang bisa kulakukan selain berdoa dan menangisi ini.
Bunda sakit diare sudah beberapa hari, sudah diobatin ini itu, sudahdibawa kedokter sana sini. Disatu sisi Bunda mengidap penyakit diabetes. Memang
saat dibawa ke rumah sakit, kondisinya tak sesempurna kebanyakan
orang. Maka dari itu kami membawanya kerumah sakit, berharap agar kesehatannya pulih. Nyatanya, bukannya membaik malah semakin memburuk. Pihak Rumah
sakit seharusnya bertanggung jawab atas kelalaian dokter dalam bertindak.
Sudah tau langkahnya salah, pihak rumah sakit melarang pelepasan pasien. Kami diangkap menyalahi prosedur. Prosedur yang mana?? Harus menunggu berapa lama?? Tak
lihatkah tangan dan kaki kiri Bunda telah melumpuh?? Ini bagian dari
kenyataan yang paling
menyakitkan.
Pada akhirnya Bunda dirujuk di Rumah Sakit Umum Pusat Kota. Kelumpuhan mendadak disebabkan kadar gula dalam darah yang naik hingga lebih dari 400. Padahal di rumah sakit sebelumnya sudah diberitahu oleh pihak keluarga bahwa Bunda biasa menggunakan insulin suntik, namun pihak dokter semena-mena mengganti dengan obat-obatan. Alhamdulillah, kondisi kritis di RSUP telah kembali normal meski tangan dan kaki kirinya belum mampu digerakkan. Bunda dirawat inap di RSUP hingga lebih dari seminggu.
Semua sudah terlanjur, kini kondisinya tak mungkinpulih, hanya kemungkinan kecil hal itu terjadi.Siapakah yang salah?? Sudahlah... Ini takdir!! Aku yakin ada banyak hikmah dibalik cobaan yang akan bergulir panjang ini.
0 komentar:
Posting Komentar