disudut malam aku terduduk merenung
Mengutuk langit langit malam ini
Mengapa begitu terasa kelam dan gelap
Meski bintang bersinar memanggilku
Dibawah langit aku termenung
Bertanya mengapa aku merasa sepi
Meski kicauan binatang malam ada
Dan hembusan angin tetap memelukku
Hampa terasa kini yang kurasa
Kucoba tak merasa kehilangan
Namun memang aku sendirian
Tawa itu terhenti saat kusadari
aku menertawai diriku sendiri
Kucoba merasakan kelengkapan
Tetap saja kurasa kehilangan
Nyanyian malam yang bersenandung
Bercerita tentang ribuan mimpi indah
Untaian mutiara yang terucap syahdu
Bercerita tentang sejuta harapan kita
Kini semua telah menghilang
Tanpa ku sadari aku telah kehilangan
Kata rindu dan sanjungmu
Menjadi kebencian dan amarah itu
Kini aku termangu menatap malam
Terasa begitu kelam dan gelap
Membuatku lemah dan resah
Hatiku sedang tak terarah
Saat kusadari kau telah pergi
Meninggalkanku meratapi malam
Selasa, 30 April 2013
Kamis, 18 April 2013
aku dan kamu
aku bagai langit langit ditempat kau berpijak
Kau harus menengadah keatas tuk melihatku
Padahal aku tak merasa disana aku disisimu
Aku bagai buku dongeng yang kekanakan bagimu
Kau harus menyukai dongeng untuk memahami aku
Padahal aku tak punya banyak dongeng dikehidupanku
Aku bagai salju yang putih dan dingin bagimu
Kau harus membersihkan jiwamu tuk menghangatkanku
Padahal aku tak selembut itu aku pun kelabu
Kau bagai tuak yang memabukan bagiku
Ku harus belajar menerimamu untuk bisa memiliki
Padahal aku tak menyukai aroma tuak itu
Kau bagai katak yang melompat kesana kemari
Aku harus belajar mengejarmu agar ku mampu mendekapmu
Padahal aku tak mampu berlari dan aku lelah
Kau bagai rute jalanan kota besar bagiku
Aku harus pandai berputar arah agar bisa menemukanmu
Padahal aku sering tersesat saat aku mencarimu
Entah apa artinya semua
Tak patutkah hati kita disatukan
Aku ingin pergi
Saat aku tau akan luka
Aku ingin kau pergi
Saat aku tau kau akan terluka
Kau harus menengadah keatas tuk melihatku
Padahal aku tak merasa disana aku disisimu
Aku bagai buku dongeng yang kekanakan bagimu
Kau harus menyukai dongeng untuk memahami aku
Padahal aku tak punya banyak dongeng dikehidupanku
Aku bagai salju yang putih dan dingin bagimu
Kau harus membersihkan jiwamu tuk menghangatkanku
Padahal aku tak selembut itu aku pun kelabu
Kau bagai tuak yang memabukan bagiku
Ku harus belajar menerimamu untuk bisa memiliki
Padahal aku tak menyukai aroma tuak itu
Kau bagai katak yang melompat kesana kemari
Aku harus belajar mengejarmu agar ku mampu mendekapmu
Padahal aku tak mampu berlari dan aku lelah
Kau bagai rute jalanan kota besar bagiku
Aku harus pandai berputar arah agar bisa menemukanmu
Padahal aku sering tersesat saat aku mencarimu
Entah apa artinya semua
Tak patutkah hati kita disatukan
Aku ingin pergi
Saat aku tau akan luka
Aku ingin kau pergi
Saat aku tau kau akan terluka
Label:
Puisi ku
Senin, 15 April 2013
Sunset Bersamamu
Mentari meredupkan sinarnya
Hentikan hiruk pikuk dunia ini
Melepaskan peluh dan lara tadi
Matahari kembali dalam peraduannya
Meninggalkan kerapuhan rasa hati ini
Menghentikan langkahku sesaat
Semburat kuning kemerahan disana
Menenggelamkan segala kelelahan
Menatapnya begitu menenangkan
Meski perlahan warnanya menggelap
Kemudian menghilang ditelan senja
Sunset adalah waktu terindah
Kemilaunya melukis langit yang kosong
Dari sekian waktu yang tercipta
Meski Hanya beberapa detik saja
Lukisan langit terindah dari Tuhan
Kala matahari tenggelam dibarat
Sempurnanya keindahan sunset itu
Jika ku lewati berdua denganmu
Kini senja mulai menampakkan diri
Memisahkan aku dan sunset terindah
Jika ada potongan waktu terindah
Selain surya tenggelam diujung sana
Maka potongan waktu terindah itu
Jika sepanjang hari dalam hidupku
menatap sunset bersamamu
Setiap sore dimanapun itu
Hentikan hiruk pikuk dunia ini
Melepaskan peluh dan lara tadi
Matahari kembali dalam peraduannya
Meninggalkan kerapuhan rasa hati ini
Menghentikan langkahku sesaat
Semburat kuning kemerahan disana
Menenggelamkan segala kelelahan
Menatapnya begitu menenangkan
Meski perlahan warnanya menggelap
Kemudian menghilang ditelan senja
Sunset adalah waktu terindah
Kemilaunya melukis langit yang kosong
Dari sekian waktu yang tercipta
Meski Hanya beberapa detik saja
Lukisan langit terindah dari Tuhan
Kala matahari tenggelam dibarat
Sempurnanya keindahan sunset itu
Jika ku lewati berdua denganmu
Kini senja mulai menampakkan diri
Memisahkan aku dan sunset terindah
Jika ada potongan waktu terindah
Selain surya tenggelam diujung sana
Maka potongan waktu terindah itu
Jika sepanjang hari dalam hidupku
menatap sunset bersamamu
Setiap sore dimanapun itu
Label:
Puisi ku
Minggu, 14 April 2013
[[*saat aku tak lagi disisimu*]]
Hening menyayat air mata ku
Hingga menetes diatas peluhku
Sunyi menerkamku dalam asa
Langkahku terhenti kini
Dititik terhitam dan pekat
Kupejamkan mata duniaku
Bertanya pada sudut rembulan
Tentang lelah yang membara
Kobarnya merenggut sabarku
Terdiam aku dalam bayang
Jika aku tak kuat bertahan
Jika lelahku diujung kepala
Aku kan terbang jauh
Melepaskan segala urusanku
Meninggalkanmu pelita hatiku
Entah apa yang kan terjadi
Saat aku tak lagi disisimu
Jika seluruh kasihku padamu
Terus terkikis oleh lelahku
Mungkin aku akan melangkah
Meninggalkanmu tiada peduli
Jika seluruh pengabdianku
Tak lagi mampu aku lanjutkan
Mungkin aku akan beranjak
Meninggalkanmu tanpa luka
Namun apa yang kan terjadi
Saat aku tak lagi disisimu
Andaikan waktu ku benar telah habis
Sepanjang nafasku selalu untukmu
Berjuang melawan nestapa dan luka
Maka Aku kan benar pergi darimu
Meninggalkanmu tanpa rasa peduli
Dan saat aku tak lagi disisimu
Ku tunggu kau dikeabadian kelak
Hingga menetes diatas peluhku
Sunyi menerkamku dalam asa
Langkahku terhenti kini
Dititik terhitam dan pekat
Kupejamkan mata duniaku
Bertanya pada sudut rembulan
Tentang lelah yang membara
Kobarnya merenggut sabarku
Terdiam aku dalam bayang
Jika aku tak kuat bertahan
Jika lelahku diujung kepala
Aku kan terbang jauh
Melepaskan segala urusanku
Meninggalkanmu pelita hatiku
Entah apa yang kan terjadi
Saat aku tak lagi disisimu
Jika seluruh kasihku padamu
Terus terkikis oleh lelahku
Mungkin aku akan melangkah
Meninggalkanmu tiada peduli
Jika seluruh pengabdianku
Tak lagi mampu aku lanjutkan
Mungkin aku akan beranjak
Meninggalkanmu tanpa luka
Namun apa yang kan terjadi
Saat aku tak lagi disisimu
Andaikan waktu ku benar telah habis
Sepanjang nafasku selalu untukmu
Berjuang melawan nestapa dan luka
Maka Aku kan benar pergi darimu
Meninggalkanmu tanpa rasa peduli
Dan saat aku tak lagi disisimu
Ku tunggu kau dikeabadian kelak
Label:
Puisi ku
Rabu, 10 April 2013
Aku Berhenti
mungkin aku adalah pejuang cinta paling cengeng
Yang nyerah tanpa tau kepastian yang ada
Mungkin bagi orang lain ini sangatlah sederhana
Ini adalah soal perasaan
Yang seribu lembar pun aku tuliskan
Takkan mungkin dimengerti oleh orang lain
Aku berhenti saat ini
Sepanjang kau torehkan luka
Aku selalu berkata seperti itu
Itu membuatku berhenti menangis
Namun perasaan ini tak mampu ku bohongi
Sepanjang hari aku mengharapkanmu
Meski hanya sekedar sapaan dan pujian darimu
Setiap malam aku menghayal tentangmu
Menghabiskan waktu ku hanya untukmu
Aku ingin berhenti mencintaimu
Karena sakitku tak mampu milikimu
Aku ingin meninggalkanku
Tak usah lagi kau mempedulikanku
Hentikan semua permainanku
Aku tlah lemah dan rapuh
Aku ingin hari yang indah tanpamu
Hari ini aku gagal melepasmu
Selalu itu yang ku rasa sepanjang luka
Aku ingin menghapus rasa cintaku
Sebelum perih itu semakin menjadi
Aku ingin berhenti mengharapkanmu
Sebelum kau semakin kejam melukaiku
Air mata ku tak pernah berhenti
Kala aku sadar cinta itu bukan untukku
Entah mengapa namamu
Selalu memenuhi hatiku
Aku bahagia saat bersamamu
Dan kau akhiri luka
Saat aku sadar itu bukan cinta
Yang nyerah tanpa tau kepastian yang ada
Mungkin bagi orang lain ini sangatlah sederhana
Ini adalah soal perasaan
Yang seribu lembar pun aku tuliskan
Takkan mungkin dimengerti oleh orang lain
Aku berhenti saat ini
Sepanjang kau torehkan luka
Aku selalu berkata seperti itu
Itu membuatku berhenti menangis
Namun perasaan ini tak mampu ku bohongi
Sepanjang hari aku mengharapkanmu
Meski hanya sekedar sapaan dan pujian darimu
Setiap malam aku menghayal tentangmu
Menghabiskan waktu ku hanya untukmu
Aku ingin berhenti mencintaimu
Karena sakitku tak mampu milikimu
Aku ingin meninggalkanku
Tak usah lagi kau mempedulikanku
Hentikan semua permainanku
Aku tlah lemah dan rapuh
Aku ingin hari yang indah tanpamu
Hari ini aku gagal melepasmu
Selalu itu yang ku rasa sepanjang luka
Aku ingin menghapus rasa cintaku
Sebelum perih itu semakin menjadi
Aku ingin berhenti mengharapkanmu
Sebelum kau semakin kejam melukaiku
Air mata ku tak pernah berhenti
Kala aku sadar cinta itu bukan untukku
Entah mengapa namamu
Selalu memenuhi hatiku
Aku bahagia saat bersamamu
Dan kau akhiri luka
Saat aku sadar itu bukan cinta
Label:
Puisi ku
Sabtu, 06 April 2013
Rinduku Berujung Air Mata
Jejak senyummu masih membekas
Bersama nafasmu saat berbisik
Sejuk tatapanmu masih ku rasakan
Bersama rasa sabarmu saat aku patah
Genggam tanganmu begitu menguatkan
Seperti dekapanmu yang menenangkan
Lirih suaramupun masih kudengar
Bersama indah kata cinta darimu
Inginku kembali lewati waktu itu
Saat kau masih mencintaiku
Aku merindukan hari hari itu
Saat dirimu hanya milikku satu
harusnya hariku tak lagi ada kamu
melepasmu jauh dari hidupmu
Menghapusmu dari hatiku
Namun aku tak pernah mampu
Meski kau tak lagi membutuhkanku
Aku tak mungkin mendustai hatiku
Yang setiap saat masih merindumu
Air mata terlalu murah untukmu
Saat rindu mendekapku
Saat sgala mimpi itu datang
Saat kenangan itu hadir
Air mata tak mampu kutahan
Saat aku merindukanmu
Saat rindu terlarang ini datang
Saat aku lelah menghapusmu
Rinduku berujung air mata
Tak ada yang mampu mencintaiku
Seindah kau mencintaiku kala itu
Dan tak ada yang mampu melukaiku
Sejahanam kau menghancurkan hatiku
Bersama nafasmu saat berbisik
Sejuk tatapanmu masih ku rasakan
Bersama rasa sabarmu saat aku patah
Genggam tanganmu begitu menguatkan
Seperti dekapanmu yang menenangkan
Lirih suaramupun masih kudengar
Bersama indah kata cinta darimu
Inginku kembali lewati waktu itu
Saat kau masih mencintaiku
Aku merindukan hari hari itu
Saat dirimu hanya milikku satu
harusnya hariku tak lagi ada kamu
melepasmu jauh dari hidupmu
Menghapusmu dari hatiku
Namun aku tak pernah mampu
Meski kau tak lagi membutuhkanku
Aku tak mungkin mendustai hatiku
Yang setiap saat masih merindumu
Air mata terlalu murah untukmu
Saat rindu mendekapku
Saat sgala mimpi itu datang
Saat kenangan itu hadir
Air mata tak mampu kutahan
Saat aku merindukanmu
Saat rindu terlarang ini datang
Saat aku lelah menghapusmu
Rinduku berujung air mata
Tak ada yang mampu mencintaiku
Seindah kau mencintaiku kala itu
Dan tak ada yang mampu melukaiku
Sejahanam kau menghancurkan hatiku
Label:
Puisi ku
Jumat, 05 April 2013
jika saat nanti kau disini
bila mana waktu itu tiba
Saat ku biarkan engkau datang
Membuka lembaran kenangan kita
Bila mana hari itu ada
Saat ku sambut hadirnya dirimu
Menceritakan lagi masa itu
Jika saat nanti engkau disini
Mungkin kau bercerita
Tentang betapa indahnya kini
Kehidupan mu dan cinta
Tak lagi seburuk saat bersamaku
Tak kelam jika kita berlanjut
Jika saat nanti kau disini
Mungkin kau kan tertawa
Menceritakan hidupmu disana
Bermanja dengan cinta
Kesempurnaan yang tak kau dapat
Saat kau masih milikku dulu
Jika saat nanti kau disini
Mungkinkah matamu berkaca
Menyesali keputusanmu kala itu
Menangisi aku saat kau pergi
Dan teringat akan ingkarnya dirimu
Jika saat nanti kau disini
Mungkinkah engkau menangis
Melagukan kesedihanmu
Dihantui oleh masa lalu kita
Melantunkan irama pilu
Bahwa kini tak seindah mimpimu
Jika saat nanti kau disini
Mungkin aku hanya terdiam
Tertegun tak mampu berkata
Mendengar berbait ceritamu itu
Tersenyum seolah aku faham
Padahal tak sedikitpun aku tau
Dan tak sebutirpun aku ingin tau
Jika saat nanti kau disini
Mungkin aku menangis
Terisak ditengah pandanganmu
Berteriak penuh amarah kepadamu
Menyalahkanmu menyesalimu
Lalu kembali membencimu
Seperti saat kau meninggalkanku
Jika saat nanti disini
Mungkinkah aku tersenyum bahagia
Kita rajut ulang benang kusut itu
Memulai hari baru denganmu lagi
Dan pastikan takkan meninggalkanku
Jika aku mampu menerima
Apapun yang kau katakan nanti
Jika aku bisa perbaiki
Agar aku tak lagi terhantui
Olehmu dan kenangan itu
Suatu saat nanti Akankah datang
Dan mampukah aku memulai semua
Saat waktu menggali air mata ku lagi
Saat ku biarkan engkau datang
Membuka lembaran kenangan kita
Bila mana hari itu ada
Saat ku sambut hadirnya dirimu
Menceritakan lagi masa itu
Jika saat nanti engkau disini
Mungkin kau bercerita
Tentang betapa indahnya kini
Kehidupan mu dan cinta
Tak lagi seburuk saat bersamaku
Tak kelam jika kita berlanjut
Jika saat nanti kau disini
Mungkin kau kan tertawa
Menceritakan hidupmu disana
Bermanja dengan cinta
Kesempurnaan yang tak kau dapat
Saat kau masih milikku dulu
Jika saat nanti kau disini
Mungkinkah matamu berkaca
Menyesali keputusanmu kala itu
Menangisi aku saat kau pergi
Dan teringat akan ingkarnya dirimu
Jika saat nanti kau disini
Mungkinkah engkau menangis
Melagukan kesedihanmu
Dihantui oleh masa lalu kita
Melantunkan irama pilu
Bahwa kini tak seindah mimpimu
Jika saat nanti kau disini
Mungkin aku hanya terdiam
Tertegun tak mampu berkata
Mendengar berbait ceritamu itu
Tersenyum seolah aku faham
Padahal tak sedikitpun aku tau
Dan tak sebutirpun aku ingin tau
Jika saat nanti kau disini
Mungkin aku menangis
Terisak ditengah pandanganmu
Berteriak penuh amarah kepadamu
Menyalahkanmu menyesalimu
Lalu kembali membencimu
Seperti saat kau meninggalkanku
Jika saat nanti disini
Mungkinkah aku tersenyum bahagia
Kita rajut ulang benang kusut itu
Memulai hari baru denganmu lagi
Dan pastikan takkan meninggalkanku
Jika aku mampu menerima
Apapun yang kau katakan nanti
Jika aku bisa perbaiki
Agar aku tak lagi terhantui
Olehmu dan kenangan itu
Suatu saat nanti Akankah datang
Dan mampukah aku memulai semua
Saat waktu menggali air mata ku lagi
Label:
Puisi ku
Langganan:
Postingan (Atom)